Jumat, 11 Mei 2012

Home Indutry Sampah




Hampir tiap hari orang membuang sampah. Bahkan sampah sudah menjadi gunung diberbagai kota besar. Ini menunjukkan kurang becusnya pemerintah dalam mengurus sampah. Dari sampah organic maupun anorganik. Apabila diperhatikan lagi, masyarakat juga berperan dalam peningkatan jumlah kadar sampah yang menggunung. Ternyata jika ditelusuri lebih lanjut, pemerintah juga telah berusaha maksimal untuk mengelola sampah dengan benar. Akan tetapi, lagi-lagi berbenturan dengan realita mengenai sampah yang seolah tak ada habisnya. Hal yang paling menarik dari sampah ialah, siapa pelaku yang paling berperan dalam pengelolaan sampah, bahaya sampah, dan juga hasil dari sampah.
            Pelaku utama dalam pengelolaan sampah ialah pemulung. Para pemulung sangatlah membantu dalam masalah sampah di negri ini. Mereka kumpulkan sampah-sampah yang menurut kita tak layak, tapi bagi mereka sampah merupakan rezeki yang diberikan tuhan untuk mereka kumpulkan. Jakarta tanpa pemulung apa jadinya? Sampah sudah banyak yang dipungut pemulung tiap harinya, itu saja belum bisa menyelesaikan problem sampah dijakarta, apalagi pemulung sampai diusir dari Jakarta, bukan gunung sampah lagi yang ada melainkan benua sampah nimbrung dijakarta. Selanjutnya pasukan kuning, atau biasa dipanggil petugas kebersihan peran mereka juga penting, karena tanpa mereka pengelolaan di TPA(tempat pembuangan akhir) bukan taman pendidikan Al-Qur’an, tidak munkin berjalan karena lewat pasukan inilah pemerintah berperan dalam mengatasi problem sampah.
            Bahaya sampah sangatlah terasa, misalnya dalam masalah pengairan, kebersihan tentunya, pencemaran air, pencemaran udara, dan juga reaksi kimia yang mencemari tanah. Meskipun kita sebagai manusia yang tak luput dari peran sebagai produsen sampah, namun kita juga sebenarnya sudah mengoptimalkan untuk berperan dalam pengelolaan sampah, dengan cara membuang sampah pada tempatnya. Pencemaran-pencemaran dan reksi kimia yang timbul pada sampah, sangat berbahaya pada kelangsungan hidup manusia, seperti lahan pertanian yang tercemar reaksi kimia sampah, kandungan tanahnya menjadi tidak sehat, dan tidak subur, sehingga mengurangi kadar gizi maupun produksi sayuran atau tumbuhan untuk proses keberlangsungan hidup kita sebagai manusia.
            Hasil  dari sampah sebenarnya sangatlah banyak, jika kita mampu mengolahnya dengan baik. Belanda, di Amsterdam letaknya mampu mengolah sampah menjadi tenaga listrik, yang mampu menanggung beban listrik 1% dari kebutuhan listrik nasional. Amerika mampu mengolah sampah menjadi semen yang digunakan untuk pembangunan negara. Jadi jika pemerintah Indonesia mengatakan sampah di negri ini tidak bisa diatasi, bukanlah jawaban yang tepat. Kenapa memberikan alasan jika mampu menemukan solusi seperti negara-negara tetangga.

            Sebenarnya sudah saatnya kita semua mengambil peran dalam pengelolaan sampah. Pemulung juga sebenarnya berpikir sebelum mengambil sampah, apakah bernilai jual atau tidak, jadi jika kita juga berpikiran seperti itu, agaknya akan mengurangi sedikit pencemaran dilingkungan kita terutama.  Akan ada banyak sekali perubahan yang terjadi jika kita semua sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh sampah. Sampah sebenarnya juga sangat mungkin dikembangkan untuk memiliki nilai jual di setiap2 rumah, juga memungkinkan jika pengolahan sampah dijadikan sebagai home industry, yang memproduksi handycraft atau energy yang bisa dimanfaatkan secara umum atau pribadi. Dikerjakan sebagai waktu luang ibu rumah tangga atau dijadikan hobbi untuk produk kerajinan. Sehingga secara tidak langsung mengurangi dampak dari bahaya sampah dan juga menambah sedikit pemasukan keluarga.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar